Di era digital seperti sekarang, mata kita bekerja lembur tanpa henti. Mulai dari bangun tidur langsung cek notifikasi, kerja sambil buka 10 tab browser, hingga sebelum tidur scroll Instagram dan TikTok sampai lupa waktu.
Gaya hidup ini sudah jadi bagian dari keseharian milenial dan Gen Z, yang tak lain adalah generasi digital. Tapi, di balik semua itu, ada satu hal yang sering kita abaikan yaitu kesehatan mata. Salah satu masalah yang bisa muncul adalah mata kering.
Gaya Hidup di Era Digital yang Selalu Dekat dengan Layar
Coba kita hitung, berapa kali kita membuka HP sepanjang hari ini? Atau berapa jam yang dihabiskan buat scrolling, streaming, chatting, dan meeting online? Jawabannya mungkin bikin kaget, bisa 6 jam setiap hari atau bahkan lebih. Tapi begitulah realitanya. Layar digital sudah seperti sahabat karib buat milenial dan Gen Z.
Buat milenial, teknologi mulai masuk ke kehidupan saat mereka tumbuh. Tapi buat Gen Z, teknologi itu sudah seperti bagian tubuh. Sejak kecil, Gen Z sudah terbiasa dengan tablet, smartphone, dan internet. Jadi jangan heran kalau Gen Z ini lebih cepat adaptasi dengan berbagai aplikasi dan platform baru.
Hal ini mungkin tidak terjadi pada generasi sebelumnya. Generasi X bisa saja tidak memiliki ketergantungan terhadap teknologi digital, karena di masa kecil mereka belum ada perangkat-perangkat digital.
Teknologi bukan cuma alat bantu, tapi sudah jadi bagian dari identitas sosial. Dari cara belajar, kerja, hiburan, sampai menjaga relasi, semuanya lewat layar. Zoom jadi ruang kelas, WhatsApp jadi tempat curhat, dan TikTok jadi tempat ekspresi diri.
Lalu, kenapa kita susah lepas dari layar? Ya, karena semuanya ada di sana. Mau cari jawaban PR? Google. Mau nonton konser? Buka YouTube. Belanja bulanan? Cukup klik aplikasi e-commerce. Bahkan buat urusan kesehatan, ada aplikasi konsultasi dokter online. Praktis banget!
Buat yang bekerja di dunia digital, seperti content creator, freelancer, atau desainer, layar itu juga “kantor”. Laptop dan smartphone jadi alat utama buat cari nafkah. Gaya hidup makin digital, dan layar jadi pintu utama ke dunia luar.
Selain itu, ada juga faktor sosial yang bikin terus nempel sama layar, yaitu FOMO alias Fear of Missing Out. Misalnya, tidak mau ketinggalan tren, kabar terbaru, atau update dari teman dan idola. Makanya, meski sudah capek, tetap saja buka Instagram atau Tiktok sebelum tidur.
Media sosial juga jadi panggung buat menunjukkan jati diri. Postingan, stories, bahkan komentar, jadi cara berkomunikasi dan membentuk image. Bukan berarti palsu, tapi kadang tekanan buat tampil sempurna bikin kita makin terikat sama layar.
Gaya hidup digital ini juga akan terus berkembang. Bahkan ke depan, mungkin layar digital akan semakin menyatu dengan hidup. Entah lewat kacamata AR, jam tangan pintar, atau teknologi lain.
Dengan semua kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan, jangan heran kalau milenial dan Gen Z susah lepas dari layar. Tanpa perangkat digital, hidup bakalan terasa hampa. Bisa dibilang, tiada hari tanpa teknologi digital.
Mata Kering: Masalah SePeLe yang Bisa Jadi Serius
Mata kering bukan cuma sekadar rasa nggak nyaman. Ini bisa jadi tanda bahwa mata kita butuh perhatian lebih. Jadi, jangan anggap SePeLe masalah ini!
Terlalu lama menggunakan layar digital bisa bikin kita jarang berkedip, bahkan frekuensinya bisa turun sampai 66% (sumber: proeye.com). Artinya, mata tidak cukup mendapatkan ‘pelumas alami’.
Efek sampingnya? Ya itu, mata jadi kering, merah, dan rasanya pedih seperti habis nonton drama Korea yang sad ending.
Generasi milenial tumbuh bersama teknologi. Mulai dari belajar, kerja, hingga hiburan, semuanya dilakukan lewat layar. Studi menunjukkan bahwa 68% milenial mengalami gejala ketegangan mata digital, termasuk mata kering.
Gen Z pun nggak jauh berbeda. Terjadi peningkatan kasus rabun jauh pada Gen Z akibat kurangnya paparan sinar matahari dan terlalu lama menatap layar.
Gejala Mata Kering yang Perlu Diwaspadai
Mata Kering terjadi saat mata tidak menghasilkan cukup air mata atau ketika air mata menguap terlalu cepat. Ada beberapa gejala mata kering yang perlu segera kita waspadai, yaitu:
- Mata SEpet, PErih, LElah
- Penglihatan kabur atau berbayang
- Mata merah dan iritasi
- Sensasi terbakar atau gatal
Kalau kita sering merasakan gejala-gejala di atas, bisa jadi itu tanda mata kering akibat gaya hidup digital. Ingat, #MataKeringJanganSepelein ya!

Mengurangi Risiko Mata Kering
Ada beberapa tips yang bisa kita ikuti untuk mengurangi risiko mata kering, antara lain:
Ikuti Aturan 20-20-20: Setiap menggunakan layar digital 20 menit, kita perlu alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.
Berkedip Lebih Sering: Sadarilah kebiasaan berkedipmu. Saat fokus menatap layar, biasanya kita cenderung berkedip lebih sedikit.
Atur Pencahayaan Layar: Kurangi kecerahan layar dan hindari pantulan cahaya yang berlebihan.
Gunakan Filter Cahaya Biru: Pasang filter atau gunakan kacamata khusus untuk mengurangi paparan cahaya biru dari layar.
Jaga Jarak dan Posisi Layar: Pastikan layar berada sejauh lengan dan sedikit di bawah level mata.
Batasi Waktu Layar: Cobalah untuk mengurangi waktu menatap layar di luar jam kerja atau belajar.
Gunakan Tetes Mata: Gunakanlah tetes mata buatan agar mata tetap terjaga kelembapannya.
INSTO Dry Eyes: Solusi Praktis untuk Mata Kering
INSTO Dry Eyes hadir sebagai solusi untuk mengatasi mata kering. Dengan kandungan Hydroxypropyl methylcellulose 3.0 mg yang berfungsi sebagai pelumas mata, serta Benzalkonium chloride sebagai antiseptik, tetes mata ini membantu menjaga kelembapan mata dan melindungi dari iritasi.
Ada beberapa alasan kenapa kita harus pakai #InstoDryEyes yaitu:
Ukuran Travel-Friendly: INSTO Dry Eyes mudah dibawa ke mana saja, karena punya kemasan 7,5 ml. Jadi, cocok untuk kita yang aktif dan sering bepergian.
Harga Terjangkau: Dibanderol sekitar Rp 18.000, produk ini ramah di kantong dan mudah ditemukan di apotek, minimarket, atau e-commerce.
Aman dan Halal: INSTO Dry Eyes telah terdaftar di BPOM dengan nomor registrasi DTL1438202146A1 dan memiliki sertifikat halal, sehingga aman digunakan oleh siapa saja.

Untuk hasil maksimal, tetesin INSTO Dry Eyes 1-2 tetes pada setiap mata, 3 kali sehari atau sesuai anjuran dokter. Pastikan tangan bersih dan hindari menyentuh ujung botol untuk mencegah kontaminasi.
Kalau kita pakai softlens, lepas dulu sebelum pakai INSTO Dry Eyes. Tunggu sekitar 10-15 menit, baru softlens dipakai lagi dengan nyaman.
Di era serba digital sekarang, mata kita kerja ekstra tiap hari. Tapi tenang, bukan berarti kita harus abai terhadap kesehatan mata.
Ingat, mata adalah jendela dunia. Jaga kesehatannya agar kita bisa terus menikmati indahnya dunia digital dan nyata. Dengan INSTO Dry Eyes, kita bisa tetap aktif dan produktif tanpa drama mata kering!
Mata kering itu gejala yang sering disepelin dan baru kita sadari ketika sudah parah. Alhasil, produktivitas dan kegiatan sehari-hari jadi terganggu. Untung ada Insto Dry Eyes yang selalu bisa dijadikan solusi andal untuk masalah mata kering.