Sosial & Budaya

Perayaan Imlek di Indonesia dari Masa ke Masa

[ A+ ] /[ A- ]

Nggak kerasa ya, Tahun Baru Imlek datang lagi! Buat kita yang lahir dan tumbuh besar di Indonesia, perayaan Imlek udah jadi bagian dari budaya yang sangat khas.

Tapi, pernah nggak sih kamu mikir, gimana sih perjalanan perayaan Imlek di Indonesia dari masa ke masa? Yuk, kita lihat bareng-bareng, gimana Imlek di Indonesia selalu penuh warna dan cerita!

Perayaan Imlek di Masa Penjajahan Belanda: Tersembunyi Tapi Tetap Ada

Jauh sebelum kamu lihat lampion merah dan barongsai berwarna-warni di mal, perayaan Imlek di Indonesia pada masa Penjajahan Belanda (1600-an hingga 1942) jauh berbeda. Pada saat itu, warga Tionghoa di Indonesia harus hidup dalam batasan yang ketat.

Pemerintah kolonial Belanda memang tidak secara langsung melarang perayaan Imlek, tapi kebijakan diskriminatif dan kontrol sosial sering membatasi kebebasan warga Tionghoa untuk merayakannya secara terbuka.

Imlek di masa ini lebih banyak dirayakan di dalam keluarga dan di komunitas tertutup. Mereka merayakannya dengan cara yang sederhana, seperti berdoa di klenteng atau mengadakan makan bersama keluarga untuk menyambut tahun baru.

Namun, karena adanya pembatasan, warga Tionghoa seringkali harus lebih berhati-hati agar tidak menimbulkan kecurigaan dari pemerintah kolonial.

Perayaan Imlek di Masa Penjajahan Jepang: Ada Kebebasan

Saat Jepang menduduki Indonesia, warga Tionghoa diberikan kebebasan untuk melakukan berbagai perayaan budaya dan agama, termasuk merayakan Imlek.

Tentu saja hal ini berkaitan dengan hubungan baik antara Jepang dan Cina. Jepang lebih melihat Belanda dan negara-negara Eropa, kecuali Jerman dan Italia, sebagai musuh.

Imlek di Masa Orde Lama: Perayaan yang Mulai Menonjol

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, era Orde Lama (1945-1966) membawa angin perubahan bagi banyak hal, termasuk perayaan Imlek. Pada masa ini, meskipun Indonesia baru saja merdeka dan bangsa ini berjuang membangun identitas, perayaan Imlek mulai kembali muncul lebih terbuka.

Presiden Soekarno bahkan mengeluarkan Penetapan Pemerintah No. 2/OEM-1946 tentang hari-hari besar keagamaan, termasuk perayaan masyarakat Tionghoa. Dalam penetapan tersebut, tercantum 4 perayaan utama: Tahun Baru Imlek, hari wafatnya Konghucu, Ceng Beng, dan hari kelahiran Konghucu.

Imlek di Masa Orde Baru: Tertutup Tapi Tetap Meriah

Pada masa Orde Baru (1966-1998), perayaan Imlek dilarang. Presiden Soeharto mengeluarkan Inpres No. 14 tahun 1967 tentang Pembatasan Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Tiongkok. Jadi, nggak hanya perayaan, bahkan bahasa Tionghoa pun gak bisa digunakan secara bebas.

Kebijakan ini dikuarkan karena adanya kekhawatiran terhadap munculnya kembali ajaran komunis melalui etnis Tionghoa. Apalagi terhadap mereka yang memiliki hubungan dengan negeri Tiongkok.

Tapi, meskipun pemerintah saat itu mengekang, masyarakat Tionghoa di Indonesia tetap merayakan Imlek secara diam-diam. Gak sedikit juga yang memanfaatkan kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga dan melakukan sembahyang di rumah-rumah. Jadi, meskipun ada larangan, semangat perayaan dan tradisi Imlek tetap ada.

Reformasi 1998: Imlek Kembali Dimeriahkan

Setelah era Orde Baru berakhir, tahun 1998 menjadi titik balik yang penting. Di era Reformasi, Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada tanggal 17 Januari 2000 mengeluarkan Keppres No.6/2000 tentang pencabutan Inpres No.14/1967

Kemudian pada tahun 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri mengeluarkan Keppres No.19/2002 tentang Hari Tahun Baru Imlek. Di mana, Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Imlek mulai dimeriahkan lagi, bukan cuma dalam lingkup keluarga, tapi juga di ruang publik. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, panggung-panggung seni Tionghoa mulai muncul di pusat-pusat perbelanjaan dan ruang terbuka.

Arsitektur bangunan pun mulai dihias dengan dekorasi Imlek yang super kece, kayak lampion merah, kaligrafi Tionghoa, dan tentu saja, barongsai yang selalu jadi primadona di setiap perayaan.

Selain itu, Imlek juga mulai jadi momen silaturahmi antara keluarga besar dan teman-teman, dengan angpao yang gak pernah ketinggalan! Angpao bukan hanya tentang uang, tapi tentang berbagi kebahagiaan dan keberuntungan.

Imlek Kini: Lebih Modern dan Meriah

Masuk ke era milenial, perayaan Imlek di Indonesia semakin meriah dan modern. Kalau dulu kamu mungkin cuma merayakan Imlek di rumah atau di klenteng, sekarang kamu bisa merayakannya di mall, event besar, bahkan di media sosial.

Dari masa ke masa, perayaan Imlek di Indonesia selalu berkembang. Namun, satu hal yang tetap: semangat kebersamaan dan harapan baik.

Imlek nggak cuma buat mereka yang merayakannya secara tradisional, tapi juga jadi momen untuk seluruh bangsa Indonesia untuk merayakan keragaman dan kebersamaan.

Jadi, siap-siap rayakan Imlek tahun ini dengan penuh semangat dan kebahagiaan, karena selalu ada yang baru dan seru untuk dirayakan.

Selamat Tahun Baru Imlek! Gong Xi Fa Cai!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *