Pernah nggak sih, kamu merasa cemas kalau ketinggalan sesuatu yang lagi tren? Atau malah ngerasa kesulitan buat mengambil keputusan karena takut salah pilih? Kalau iya, berarti kamu udah pernah merasakan dua fenomena yang lagi hype banget di kalangan anak muda saat ini, yaitu FOMO dan FOBO.
Tapi, kira-kira mana sih yang lebih baik buat anak muda? Yuk, kita bahas satu per satu.
Apa Itu FOMO?
FOMO (Fear of Missing Out) adalah perasaan cemas atau takut ketinggalan momen seru yang sedang terjadi di sekitar kita.
Misalnya, temen-temen lagi pada nongkrong di kafe kekinian, tapi kamu malah di rumah aja. Atau, di sosial media, semua orang kayaknya lagi traveling ke luar negeri, sementara kamu cuma bisa lihat di layar ponsel.
Nah, perasaan kayak gini bisa ngebuat kita ngerasa nggak puas dengan apa yang ada dan selalu ingin ikut berpartisipasi dalam semua hal, biar nggak ketinggalan informasi atau pengalaman baru.
FOMO sering banget muncul karena pengaruh sosial media yang selalu memperlihatkan momen-momen seru dari kehidupan orang lain. Terus, kita jadi ngerasa, “Eh, kenapa gue nggak ada di situ?”
Efeknya, kita jadi kebanyakan ngikutin tren atau kegiatan orang lain, padahal belum tentu itu yang bener-bener kita pengen. FOMO bisa bikin kita merasa terus-menerus terhubung dengan dunia luar, tapi malah ngerasa capek sendiri.
Apa Itu FOBO?
Di sisi lain, ada FOBO (Fear of Better Options) yang seringkali bikin kita bingung dan nggak bisa ambil keputusan. Kalau FOMO bikin kita takut ketinggalan sesuatu, FOBO justru bikin kita takut mengambil keputusan karena selalu merasa ada pilihan lain yang lebih baik.
Misalnya, kamu bingung memilih tempat makan yang enak banget, tapi setelah memilih, kamu malah mikir, “Eh, kayaknya kalau ke restoran itu, makanannya lebih enak deh.” Atau, saat belanja online, kamu selalu kebingungan memilih produk karena takut ada pilihan yang lebih bagus di luar sana.
FOBO ini sering muncul karena kita takut membuat keputusan yang bisa salah atau menyesal. Kita terjebak dalam perasaan bahwa selalu ada opsi yang lebih baik di luar sana, dan akhirnya nggak jadi memilih apa-apa. Ini bisa bikin kita merasa stuck dan nggak berkembang karena terus ragu dengan pilihan yang ada.
FOMO vs FOBO: Mana Yang Lebih Baik?
Nah, sekarang pertanyaannya adalah, mana yang lebih baik buat anak muda? FOMO atau FOBO?
Sebenarnya, kedua-duanya bisa berdampak negatif kalau nggak dikendalikan dengan bijak. Tapi, kalau dipikir-pikir, banyak hal yang bisa dipelajari dari kedua fenomena ini.
FOMO mungkin bisa bikin kita merasa terinspirasi untuk ikut mengeksplorasi hal-hal baru, mencoba pengalaman yang seru, atau terlibat dalam kegiatan sosial. Tapi, di sisi lain, FOMO juga bisa bikin kita merasa tertekan dan nggak puas dengan hidup kita, karena kita terus-terusan merasa kurang atau nggak cukup kalau nggak ikut tren.
Di sisi lain, FOBO seringkali menghambat kita untuk berkembang atau menikmati momen yang ada. Kadang-kadang, kita jadi terlalu khawatir mencari pilihan yang sempurna sampai akhirnya nggak mengambil keputusan sama sekali. Ini bisa menghambat kita untuk mencoba hal baru atau mengambil peluang yang datang.
Cara Mengatasi FOMO dan FOBO
Lalu, bagaimana caranya supaya nggak terjebak dalam FOMO atau FOBO?
Penting buat kita untuk belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri. Ketika kita tahu apa yang benar-benar kita inginkan, kita nggak akan gampang terpengaruh dengan apa yang orang lain lakukan. FOMO bisa diminimalisir dengan cara ini, karena kita jadi lebih percaya diri dengan pilihan kita sendiri.
Untuk FOBO, cobalah untuk menerima bahwa nggak ada pilihan yang sempurna. Terkadang, lebih baik buat kita mengambil keputusan dan belajar dari pengalaman tersebut, daripada terus-menerus bingung dan nggak jadi memilih sama sekali. Dengan menerima ketidaksempurnaan, kita bisa lebih menikmati hidup tanpa terlalu khawatir.
Menemukan Balance Antara FOMO dan FOBO
Jadi, mana yang lebih baik buat anak muda: FOMO atau FOBO? Jawabannya adalah, keduanya sama-sama punya dampak buruk jika nggak dikelola dengan bijak.
FOMO bisa membuat kita merasa tertekan dan nggak puas dengan apa yang kita punya, sementara FOBO bisa bikin kita kebingungan dan nggak bisa membuat keputusan yang tepat. Yang terbaik adalah menemukan keseimbangan antara kedua hal ini.
Gunakan FOMO untuk tetap terbuka dengan pengalaman baru, tapi hindari untuk terus-menerus mengikuti apa yang dilakukan orang lain hanya karena takut ketinggalan.
Sementara itu, kurangi FOBO dengan belajar untuk membuat keputusan dan menerima bahwa kadang-kadang, nggak ada pilihan yang sempurna.
Dengan begitu, kita bisa menikmati hidup dengan lebih santai, nggak terjebak dalam keraguan, dan tetap bisa mengejar apa yang kita inginkan tanpa takut ketinggalan atau menyesal.
Ingat, hidup itu bukan tentang siapa yang lebih cepat atau siapa yang lebih banyak mencoba hal baru. Yang penting, kita menikmati perjalanan dan terus berkembang menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Baca juga: YOLO vs YONO: Mana yang Lebih Baik untuk Anak Muda?