Di tengah segala hiruk-pikuk dunia yang serba cepat, makin banyak generasi muda, terutama milenial dan Gen Z, yang merasa bahwa jawaban dari segala masalah adalah “kabur aja dulu.”
Fenomena ini nggak cuma soal ingin liburan atau cuti sejenak dari pekerjaan. Ini lebih ke keputusan untuk meninggalkan negara dan mencari peluang baru di luar sana.
Inilah yang kita kenal dengan istilah brain drain, yaitu kepergian para profesional muda dan berbakat ke luar negeri demi mencari kesempatan yang lebih baik.
Apa sih yang sebenarnya terjadi di balik fenomena ini, dan apa hubungannya dengan generasi milenial dan Gen Z?
Apa itu Brain Drain?
Sebelum lebih jauh, yuk kita bahas dulu apa itu brain drain. Dalam konteks sosial dan ekonomi, brain drain adalah fenomena di mana para individu yang memiliki keterampilan tinggi, seperti lulusan perguruan tinggi, ilmuwan, profesional, atau pekerja terampil lainnya, meninggalkan negara asal mereka untuk bekerja di luar negeri.
Hal ini terjadi karena mereka merasa bahwa di luar negeri, mereka bisa mendapatkan peluang lebih besar untuk berkembang baik dalam hal karier, kualitas hidup, atau gaji.
Buat generasi milenial dan Gen Z, yang tumbuh di tengah teknologi yang berkembang pesat, keputusan untuk berpindah tempat demi kesempatan baru bukanlah hal yang aneh. Bahkan, dalam banyak kasus, itu menjadi semacam kebutuhan untuk bisa bersaing di dunia global yang semakin kompetitif.
Mengapa Generasi Milenial dan Gen Z Memilih “Kabur Aja Dulu”?
Bagi banyak orang muda, mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion atau kualitas hidup yang lebih baik seringkali menjadi alasan utama mereka untuk melangkah keluar dari zona nyaman.
Ada beberapa alasan yang membuat fenomena brain drain semakin relevan bagi generasi milenial dan Gen Z:
Peluang Kerja Terbatas di Dalam Negeri
Banyak milenial dan Gen Z merasa bahwa pasar kerja di Indonesia atau negara mereka tidak cukup menyediakan peluang bagi mereka untuk berkembang. Di satu sisi, banyak perusahaan besar membuka peluang kerja, tetapi banyak di antaranya yang tidak sesuai dengan ekspektasi gaji atau kualitas pekerjaan yang diinginkan.
Oleh karena itu, para profesional muda cenderung mencari tempat lain yang menawarkan kondisi lebih menguntungkan.
Kesempatan Belajar dan Berkembang
Tidak sedikit orang yang memilih untuk melanjutkan pendidikan mereka di luar negeri. Berkuliah di luar negeri membuka berbagai pintu, baik dari segi pengetahuan yang lebih luas, networking, serta peluang kerja yang lebih terbuka.
Pendidikan yang lebih baik dan berbasis global adalah alasan kuat kenapa banyak anak muda mencari tempat lain untuk berkembang.
Kualitas Hidup yang Lebih Baik
Selain soal pekerjaan, generasi muda kini semakin sadar akan pentingnya kualitas hidup. Dengan adanya kemajuan teknologi, kita lebih mudah mengakses informasi mengenai kualitas hidup di berbagai negara.
Negara-negara dengan kualitas hidup yang lebih tinggi, sistem kesehatan yang lebih baik, dan lingkungan yang lebih nyaman menjadi daya tarik tersendiri.
Apa Dampak dari Fenomena Ini?
Brain drain tidak hanya berimbas pada individu yang memutuskan untuk pergi, tetapi juga pada negara asal mereka.
Negara yang mengalami brain drain akan kehilangan para profesional yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan ekonomi dan sosial. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berdampak negatif pada kemajuan teknologi, riset, dan inovasi di dalam negeri.
Namun, di sisi lain, brain drain juga bisa membawa manfaat bagi negara asal jika individu yang pergi akhirnya kembali dengan pengalaman dan pengetahuan baru yang bisa mereka bagikan. Selain itu, mereka yang bekerja di luar negeri juga bisa mengirimkan uang ke keluarga mereka di tanah air, yang menjadi salah satu sumber pemasukan negara.
Solusi untuk Menangani Fenomena Ini
Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari brain drain, terutama bagi generasi muda yang berencana untuk “kabur aja dulu”:
Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan
Negara harus berinvestasi lebih dalam dalam sistem pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri global. Dengan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi generasi muda untuk belajar dan berkarier di dalam negeri, mereka akan lebih termotivasi untuk tetap tinggal dan berkontribusi pada pembangunan nasional.
Menyediakan Peluang Kerja yang Menarik
Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk membuka lebih banyak peluang kerja yang sesuai dengan keahlian para profesional muda. Selain itu, meningkatkan fasilitas dan gaji yang kompetitif akan membantu menahan generasi muda agar tetap tinggal dan berkontribusi di negara asal.
Mendorong Kembali Talenta yang Sudah Pergi
Mengingat banyaknya profesional yang berangkat untuk belajar dan bekerja di luar negeri, negara bisa menciptakan kebijakan yang mendorong mereka untuk kembali dan berkontribusi dengan pengalaman yang mereka peroleh. Salah satunya adalah dengan memberikan insentif atau fasilitas yang menarik agar mereka ingin kembali.
Fenomena “kabur aja dulu” atau brain drain adalah realitas yang tak bisa dihindari, terutama di era digital ini. Generasi milenial dan Gen Z mencari peluang yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih sesuai dengan ambisi mereka.
Namun, hal ini bukan tanpa tantangan. Negara harus dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan para profesional muda tetap berkarier dan berkembang di dalam negeri.
Solusi untuk menangani fenomena brain drain harus melibatkan kebijakan yang mendukung pendidikan berkualitas, peluang kerja yang kompetitif, dan insentif untuk yang ingin kembali. Dengan cara ini, kita bisa mengurangi dampak negatif brain drain dan memanfaatkan peluang global untuk kemajuan bangsa.