Siapa sih yang nggak pernah ngerasa kayak pengen beli sesuatu yang nggak direncanain sama sekali? Mungkin waktu lagi scrolling di Instagram atau tiba-tiba lihat diskon gede di marketplace favorit, dan dalam sekejap kamu udah nambahin barang ke keranjang belanja.
Itulah yang disebut dengan impulsive buying atau pembelian impulsif. Sederhananya, impulsive buying adalah tindakan membeli sesuatu tanpa rencana sebelumnya, biasanya karena dorongan emosional atau godaan.
Mungkin kamu ngerasa itu hal biasa, tapi kalau kebiasaan ini sering dilakukan, dampaknya bisa cukup besar dalam keuangan. Lalu, apa sih sebenarnya impulsive buying itu dan bagaimana cara mencegahnya? Yuk, simak!
Apa Itu Impulsive Buying?
Impulsive buying adalah pembelian yang terjadi tanpa ada perencanaan sebelumnya. Biasanya, pembelian ini dipengaruhi oleh faktor emosional atau situasional.
Misalnya, kamu lagi stress, bosan, atau malah senang banget, dan langsung tertarik buat beli barang yang sebenarnya nggak terlalu kamu butuhkan. Biasanya, impulsive buying dipicu oleh diskon menarik, promo terbatas, atau iklan yang menggoda di media sosial.
Keputusan pembelian yang nggak dipikir panjang ini sering kali nggak mempedulikan apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak. Akhirnya, meskipun produk tersebut terlihat menarik di awal, kamu cuma merasa puas sesaat dan mungkin menyesal setelahnya.
Kenapa Impulsive Buying Bisa Terjadi?
Ada beberapa alasan kenapa kita sering banget melakukan impulsive buying, dan yang pertama adalah godaan diskon atau promosi. Diskon besar-besaran sering kali menjadi pemicu untuk membeli barang yang sebenarnya nggak kita butuhkan.
Misalnya, “diskon 50% untuk produk ini cuma hari ini!” atau “stok terbatas, beli sekarang atau menyesal!” kata-kata ini sering bikin kita merasa seperti harus buru-buru beli.
Selain itu, faktor sosial juga berperan besar. Lihat temen kamu beli barang baru atau iklan dari influencer yang kamu follow di media sosial bisa membuat kamu merasa tertarik untuk mengikuti jejak mereka. Itu sebabnya, kita sering merasa terpaksa membeli barang, meskipun kita nggak benar-benar membutuhkan itu.
Dampak Buruk dari Impulsive Buying
Meski terlihat menyenangkan saat membeli barang baru, impulsive buying punya dampak buruk yang nggak bisa diabaikan.
Pertama, jelas mempengaruhi keuangan pribadi. Pembelian impulsif bisa membuat kamu menghabiskan uang lebih banyak dari yang direncanakan. Ini bisa mengganggu anggaran bulanan dan mempengaruhi tabungan atau rencana keuangan jangka panjang kamu.
Selain itu, ada juga dampak emosionalnya. Setelah melakukan impulsive buying, banyak orang merasa penyesalan.
Mungkin kamu merasa nggak puas dengan barang yang dibeli, atau malah merasa bersalah karena uang yang seharusnya bisa digunakan untuk hal lain malah habis untuk sesuatu yang kurang penting. Ini bisa membuat kamu merasa tidak bahagia atau bahkan cemas.
Bagaimana Cara Mencegah Impulsive Buying?
Sekarang, pertanyaannya adalah bagaimana cara menghindari kebiasaan membeli barang impulsif? Berikut beberapa tips yang bisa membantu:
Buat Anggaran dan Rencana Pembelian
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah impulsive buying adalah dengan membuat anggaran yang jelas dan mengikuti rencana pembelian yang sudah kamu tentukan.
Tentukan sebelumnya apa yang benar-benar kamu butuhkan dan buatlah daftar belanja. Cobalah untuk membeli hanya barang yang ada dalam daftar, dan hindari membeli barang yang tidak ada rencananya.
Jangan Belanja Saat Mood Buruk
Salah satu pemicu terbesar dari impulsive buying adalah dorongan emosional. Ketika kamu merasa stress, bosan, atau bahkan terlalu bahagia, kamu mungkin merasa dorongan untuk membeli sesuatu.
Cobalah untuk menenangkan diri dan pikirkan terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian. Jangan pernah belanja saat mood lagi nggak stabil karena keputusan yang diambil bisa saja bersifat impulsif.
Hindari Iklan atau Promo yang Menggoda
Media sosial dan iklan online sering kali mempengaruhi perilaku belanja kita. Kalau kamu tahu bahwa promo atau iklan tertentu bisa bikin kamu tergoda untuk beli barang yang nggak dibutuhkan, cobalah untuk menghindari melihatnya.
Unfollow akun-akun yang sering membuatmu merasa ingin membeli barang atau pakai fitur mute untuk sementara.
Tunggu Sebentar Sebelum Membeli
Jika kamu merasa tertarik membeli sesuatu, cobalah untuk memberi jeda waktu sebelum memutuskan untuk membeli barang tersebut.
Misalnya, beri waktu satu atau dua hari untuk berpikir lagi. Biasanya, kamu akan merasa lebih tenang dan bisa mengevaluasi apakah barang itu benar-benar dibutuhkan atau nggak.
Fokus pada Pengalaman, Bukan Barang
Kadang kita membeli barang untuk mencari kebahagiaan, padahal kebahagiaan sejati bisa datang dari pengalaman, bukan barang.
Cobalah untuk fokus pada pengalaman yang memuaskan, seperti jalan-jalan, belajar hal baru, atau berkumpul dengan teman-teman. Dengan begitu, kamu bisa merasa lebih puas tanpa harus berbelanja berlebihan.
Menjadi Lebih Bijak dalam Belanja
Pada akhirnya, menghindari impulsive buying bukan berarti kamu nggak boleh belanja sama sekali. Sesekali membeli barang yang kamu inginkan juga nggak masalah, asalkan itu memang sesuatu yang kamu butuhkan atau sudah kamu rencanakan sebelumnya.
Kuncinya adalah menjadi lebih bijak dan sadar akan dampak keuangan dan emosional dari setiap keputusan yang kamu ambil.
Jadi, ayo mulai lebih bijak dalam mengelola pengeluaran dan hindari pembelian impulsif. Ingat, belanja itu bukan cuma tentang membeli barang, tapi tentang memilih dengan bijak apa yang benar-benar kamu butuhkan.