Di tengah lebatnya hutan Leuser, berdiri sebuah sekolah sederhana, tapi penuh makna: Sekolah Alam Leuser. Sekolah ini bukan sekadar tempat belajar membaca atau berhitung, melainkan juga tempat menanamkan cinta pada hutan, pada kehidupan, dan pada masa depan.
Di balik berdirinya sekolah ini, ada sosok Darsimah Siahaan. Perempuan tangguh ini percaya bahwa pendidikan adalah kunci perubahan. Bukan di kota besar, bukan pula dengan fasilitas mewah. Darsimah membangun harapannya di tengah alam. Di sini, anak-anak tumbuh bersama pohon, sungai, dan udara segar.
Darsimah Siahaan dan Mimpi Tak Biasa
Sejak awal, Darsimah memeluk mimpi yang tak biasa. Perempuan asal Labuhan Batu ini ingin menjadikan hutan bukan hanya tempat tinggal satwa, melainkan juga ruang belajar penuh makna.
Darsimah percaya, konservasi tak cukup hanya menjaga pohon, tapi juga menanamkan nilai-nilainya sejak dini. Ia memilih jalan yang tak mudah. Menyeberangi sungai dan menembus hutan pun dilakukannya, demi menyulut cahaya pendidikan di tengah alam.
Berbekal pengalaman di lembaga konservasi, Darsimah merasa terpanggil untuk melangkah lebih jauh. Ia meninggalkan kenyamanan Kota Medan dan menetap di dalam hutan. Dengan tekad yang tak goyah, ia membangun SAL dari nol. Tanpa gedung, tanpa guru tetap, hanya semangat dan keyakinan.
Ia menyadari tantangan utama adalah kepercayaan masyarakat. Selama enam bulan, ia mengetuk satu per satu pintu rumah. Ia meyakinkan warga bahwa sekolah alam ini bukan jalan buntu, melainkan jembatan menuju masa depan.

Tahun 2018, Sekolah Alam Leuser berdiri. Sekolah jenjang SMP ini hadir sebagai oase ilmu bagi anak-anak dari Desa Bukit Mas dan Sekoci. Dua desa ini bersisian langsung dengan Taman Nasional Gunung Leuser.
Sekolah Alam Leuser menerapkan pendidikan formal dan informal. Materi ajar mencakup konservasi alam, sehingga siswa diharapkan memiliki rasa peduli terhadap kelestarian alam.
Di sekolah ini, kelas tak selalu berdinding dan beratap. Anak-anak belajar di ruang sederhana dan di alam bebas. Mereka menyerap pelajaran nasional yang diperkaya nilai konservasi dan kecintaan pada lingkungan di Gunung Leuser.
Gunung Leuser terletak di Sumatera, membentang dari Aceh hingga Sumatera Utara. Gunung ini bukan sekadar puncak tertinggi di Taman Nasional, melainkan juga simbol kejayaan alam Indonesia yang tak ternilai.
Gunung ini berdiri sebagai penjaga keanekaragaman hayati yang luar biasa di Kawasan Ekosistem Leuser. Diakui dunia melalui gelar prestisius sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, kawasan ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang tak hanya memesona, tetapi juga penting bagi keberlangsungan hidup berbagai spesies.
Mencintai Alam adalah Bagian dari Mencintai Kehidupan
Bagi Darsimah, sekolah tak semata-mata tentang kurikulum dan ujian. Sekolah juga tempat untuk mengubah cara pandang anak-anak terhadap dunia di sekitarnya.
Anak-anak tak hanya belajar di ruang kelas, tapi juga di bawah rimbunnya pepohonan dan di tepi aliran sungai. Mereka belajar menjaga alam, mengenali satwa, dan hidup selaras dengan lingkungan. Karena menyatu dengan kehidupan, tak mengherankan jika siswa tumbuh dengan rasa tanggung jawab yang besar terhadap hutan dan komunitasnya.
Anak-anak belajar tentang tagging pohon, yaitu pemberian label nama untuk jenis pohon yang ditanam. Lewat penamaan pohon di lingkungan sekolah, mereka belajar mencintai alam dari hal-hal kecil. Kegiatan ini tak hanya mengajarkan menanam pohon, tapi juga harapan. Kelak, pohon-pohon ini tumbuh besar bersama mimpi mereka.

Tak hanya itu, anak-anak juga belajar ketahanan pangan, bukan sebagai teori di atas kertas, melainkan seni bertahan hidup. Ketahanan pangan bukan sekadar urusan kenyang, tapi tentang mengenal dan menghormati sumber kehidupan.
Setiap proses menanam hingga mengolah menjadi cara mengajarkan makna. Bahwa singkong bukan sekadar sumber karbohidrat, dan rosella bukan cuma bunga, tapi keduanya simbol kearifan lokal yang kaya manfaat. Singkong yang tumbuh dalam sabar dan rosella yang mekar dalam diam, mengajarkan bahwa proses itu penting, dan hasil adalah hadiah dari ketekunan.
Filosofi pendidikan di Sekolah Alam Leuser menekankan bahwa kecerdasan tidak hanya soal logika atau angka, tapi juga tentang empati dan kepedulian. Anak-anak diajak menanam pohon, menjaga kebersihan hutan, hingga mengenal flora-fauna endemik Leuser.
Melalui pendekatan ini, Sekolah Alam Leuser membentuk karakter anak yang tidak hanya pintar secara akademik, tapi juga bijak dalam menyikapi kehidupan dan tantangan lingkungan. Di saat banyak sekolah fokus pada nilai rapor, sekolah alam ini justru fokus pada nilai hidup.
Kini, mimpi tak biasa Darsimah telah tumbuh. Sekolah Alam Leuser telah meluluskan lima angkatan SMP, dan beberapa siswa melanjutkan hingga ke bangku kuliah.
Sekolah Alam Leuser menjadi bukti bahwa pendidikan yang membumi justru mampu menjangkau makna yang lebih tinggi. Anak-anak dididik untuk tak sekadar menjadi siswa berprestasi, tapi juga penjaga masa depan bumi.
Sebab dari kepedulian kecil yang ditanam sejak dini, akan tumbuh generasi yang sadar bahwa mencintai alam adalah bagian dari mencintai kehidupan itu sendiri.
Raih SATU Indonesia Awards 2024
Apa yang dilakukan Darsimah adalah bentuk nyata dari keberanian dan ketulusan. Ia tidak hanya mengajar, tapi membukakan pintu harapan bagi generasi muda di kawasan yang kerap terpinggirkan.
Lewat Sekolah Alam Leuser, ia membuktikan bahwa pendidikan sejati adalah yang mampu menyentuh hati, membuka pikiran, dan menumbuhkan semangat untuk mencintai dan menjaga bumi. Sebuah langkah kecil di tengah hutan, yang dampaknya bisa menggema hingga masa depan.
Atas kontribusinya, Darsimah Siahaan meraih penghargaan dari SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards tahun 2024 di bidang pendidikan untuk kegiatan Sekolah Alam Leuser.
SATU Indonesia Awards merupakan wujud apresiasi yang diberikan oleh Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan bagi masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
Apa yang telah dilakukan oleh Darsimah Siahaan selayaknya menjadi inspirasi bagi generasi muda. Bahwa perubahan bisa dimulai dari mimpi dan langkah berani, dari jiwa yang percaya bahwa hutan dan manusia bisa tumbuh bersama.
Referensi:
https://mongabay.co.id/2025/04/21/perempuan-perawat-hutan-tanam-asa-di-tengah-rimba/
https://www.instagram.com/sekolahalamleuser
https://www.instagram.com/darsimah
